Mimpi lama warga Tangerang Raya untuk memiliki transportasi massal modern yang terintegrasi tampaknya selangkah lebih dekat menuju kenyataan. Rencana pembangunan jalur Mass Rapid Transit (MRT) rute Cikarang–Balaraja, yang telah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), kini mulai menunjukkan titik terang dengan detail rencana stasiun yang akan melintasi kawasan padat ini.
Bagi jutaan komuter yang setiap hari bergelut dengan kemacetan parah di Tol Jakarta–Merak, proyek ini adalah angin segar. Namun, Pemerintah Kabupaten Tangerang melihatnya lebih dari sekadar solusi pengurai macet. Proyek ini digadang-gadang akan menjadi motor penggerak ekonomi baru di wilayah penyangga ibu kota.
Berdasarkan rencana yang diungkapkan, sebanyak 11 stasiun akan dibangun di wilayah Tangerang Raya. Enam di antaranya akan berada di bawah yurisdiksi Kabupaten Tangerang, membentang dari wilayah industri Bitung, melintasi Curug, Cikupa, hingga berakhir di Balaraja.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja, menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak akan melewatkan momentum ini. Menurutnya, setiap stasiun yang dibangun bukan hanya akan menjadi titik naik-turun penumpang, melainkan juga pusat kehidupan ekonomi baru.
“Kami memiliki visi untuk menjadikan setiap stasiun sebagai etalase bagi produk-produk unggulan lokal,” ujar Soma Atmaja saat dikonfirmasi, Rabu (10/9/2025). “Akan disediakan ruang-ruang komersial, kios-kios khusus bagi para pelaku UMKM untuk memasarkan produk mereka. Ini adalah simbiosis mutualisme antara infrastruktur modern dan ekonomi kerakyatan.”
Langkah ini dinilai sebagai strategi cerdas untuk memastikan manfaat proyek tidak hanya dirasakan oleh para pengguna transportasi, tetapi juga meresap langsung ke masyarakat sekitar. Kehadiran stasiun diharapkan dapat memicu pertumbuhan bisnis kuliner, jasa, dan ritel di sekitarnya, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan taraf hidup warga.
Proyek MRT Tangerang Raya ini merupakan bagian dari fase pengembangan jaringan transportasi terintegrasi di Jabodetabek. Dengan menghubungkan pusat-pusat industri dan pemukiman dari timur (Cikarang) hingga barat (Balaraja), pemerintah berharap dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi secara signifikan.
Kini, bola panas ada di tangan pemerintah pusat dan para pemangku kepentingan untuk merealisasikan proyek raksasa ini. Bagi warga Tangerang, ini bukan lagi sekadar wacana, melainkan sebuah harapan besar akan perjalanan yang lebih manusiawi dan geliat ekonomi yang semakin kuat di depan mata.