Nepal dilanda kekacauan total setelah unjuk rasa yang berujung kerusuhan brutal menewaskan sedikitnya 22 orang. Massa yang marah membakar gedung parlemen, menyerang sejumlah menteri, dan memaksa Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (9/9/2025).
Kerusuhan ini merupakan puncak dari kemarahan publik yang awalnya dipicu oleh keputusan pemerintah memblokir platform media sosial seperti Facebook, X, dan YouTube. Namun, api protes dengan cepat membesar, berubah menjadi gerakan massa melawan dugaan korupsi yang mengakar di kalangan elite politik.
Pada hari Selasa, situasi di ibu kota menjadi tidak terkendali. Demonstran melakukan aksi anarkis, membakar gedung parlemen dan kediaman pribadi Perdana Menteri. Sejumlah pejabat tinggi menjadi sasaran langsung amukan massa. Menteri Luar Negeri Arzu Rana Deuba diserang di rumahnya, sementara Menteri Keuangan Bishnu Paudel dilaporkan dikejar dan diserang di jalanan. Militer terpaksa dikerahkan untuk mengevakuasi para menteri yang terkepung.
Bentrokan antara demonstran dan aparat keamanan berakhir tragis. Polisi melepaskan tembakan ke arah massa, menyebabkan sedikitnya 22 orang meninggal dunia.
Di tengah tekanan yang memuncak, Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli akhirnya menyatakan mundur dari jabatannya. Namun, langkah tersebut gagal meredakan amarah massa yang terlanjur meluas. Hingga berita ini diturunkan, situasi di Nepal masih tegang dengan masa depan politik negara yang berada di ujung tanduk.
