Heboh! Fenomena Langka Sumber Air Jernih Muncul dari Akar Beringin di Tangerang, Dipercaya Bawa Berkah

Suasana di Kampung Tapos Wetan, Desa Tapos, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, tak lagi sama dalam sepekan terakhir. Sebuah fenomena alam berupa mata air jernih yang memancar deras dari sela-sela akar pohon beringin raksasa telah menyita perhatian publik, mengubah area yang rimbun oleh pepohonan bambu itu menjadi tujuan ratusan warga setiap harinya.

Kehebohan ini, yang menyebar cepat melalui pesan berantai dan media sosial, mendorong masyarakat dari berbagai daerah untuk datang langsung. Berbekal botol, jeriken, hingga galon, mereka membentuk antrean panjang demi menampung air yang diyakini membawa berkah dan memiliki kualitas setara air mineral.

Berdasarkan laporan di lokasi pada Jumat (27/6/2025), banyak warga yang tak ragu meminum langsung air tersebut sesaat setelah mengambilnya. Rasa segar dan kejernihan air menjadi alasan utama mereka percaya akan khasiatnya.

“Rasanya segar sekali, seperti air mineral kemasan. Saya sudah beberapa kali minum di sini dan tidak ada keluhan sakit perut,” ujar salah seorang pengunjung yang datang dari kecamatan tetangga.

Menurut keterangan warga setempat, sumber air ini sejatinya bukanlah temuan baru. Namun, keberadaannya yang konon terungkap sekitar sepuluh hari lalu melalui sebuah petunjuk mimpi, membuatnya kini menjadi viral.

“Warga memanfaatkan air ini untuk minum, memasak, dan kebutuhan lain,” kata Tinah, seorang penduduk lokal. “Airnya memang sangat jernih dan menyegarkan.”

Fenomena alam ini berkelindan erat dengan kepercayaan spiritual masyarakat. Lokasi pohon beringin tersebut diyakini merupakan petilasan atau situs bersejarah dari leluhur yang dihormati, Ki Buyut Gamparan. Aura sakral semakin menguat dengan adanya pantangan tak tertulis: air tersebut diyakini hanya diperuntukkan bagi manusia.

“Ada keyakinan bahwa air ini pantang diminum hewan. Dulu pernah ada kerbau yang mati setelah minum dari sini, dan alirannya sempat berhenti. Sejak itu, kami percaya air ini khusus untuk manusia,” tambah Tinah.

Menanggapi fenomena ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Tigaraksa, Idrus, memandangnya sebagai wujud kebesaran Tuhan yang patut disyukuri. Ia berharap kemunculan air ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Meski demikian, Idrus berpesan tegas agar masyarakat tidak terjebak dalam praktik mistisisme atau pengkultusan.

“Ambillah berkah dan manfaat dari airnya, namun jangan sampai mengarah pada keyakinan lain yang menyimpang,” pesannya. Ia juga mengimbau agar keaslian lokasi tetap dijaga, tanpa penambahan ornamen berlebihan atau upaya komersialisasi yang dapat merusak esensi dari karunia alam tersebut.

Penulis: SintiaEditor: YM